Analis: Janji Kampanye PKS Pecah Kebuntuan Situasi Politik
Jakarta (27/11) -- Analis Politik dari Voxpol Center Research and Consulting, Pangi S Chaniago, mengatakan janji kampanye Partai Keadilan Sejahtera untuk menghapuskan pajak sepeda motor, memecah kebuntuan situasi politik nasional yang jauh dari substansi.
"Keberanian PKS menawarkan janji politik berupa paket kebijakan ini patut diapresiasi. Langkah politik ini setidaknya bisa memecah kebuntuan di tengah situasi politik nasional yang hiruk-pikuk namun jauh dari substansi," kata dia, di Jakarta, Ahad (25/11/2018).
PKS menawarkan janji politik memeperjuangkan penghapusan pajak kendaraan roda dua atau sepeda motor dengan cc rendah dan pemeberlakuakn SIM seumur hidup, jika memenangi Pemilu 2019.
Menurut dia, janji politik ini merupakan respon PKS terhadap situasi dan kondisi rill yang dihadapi masyarakat yang tengah mengalami kesulitan ekonomi.
Ia mengatakan, penghapusan pajak kendaraan bermotor dan pemberlakuan SIM seumur hidup merupakan paket kebijakan yang akan bersentuhan langsung dengan masyarakat bawah.
"Kebijahakan ini adalah bentuk keberpihakan pada masyarakat yang lebih luas terutama masyarakat kelas bawah yang dalam rezim saat ini cenderung diabaikan," katanya.
Rezim saat ini, menurutnya terkesan lebih mementingkan kelompok kelas menengah atas dengan mengeluarkan banyak paket kebijakan mulai dari pengampunan pajak, tax holiday dan tax cut, serta penyediaan sarana-prasarana penunjang lain.
Dia menekankan keberpihakan kepada masyarakat adalah kunci dan prasayrat utama bagi para politisi dan partai politik untuk meraih simpati memenangkan dukungan rakyat.
"Langkap politik ini semestinya juga bisa dicontoh oleh partai-partai lainnya untuk berani menawarkan sesuatu yang lebih rill. Program yang betul-betul dibutuhkan rakyat ketimbang hanya hanyut oleh hiruk-pikuk politik nasional dan mengekor di bawah bayang-bayang capres-cawapres yang mereka dukung," ujarnya.
Ia mengatakan, yang menjadi ironi adalah calon presiden dan wakil presiden yang ada saat ini justru belum sepenuhnya memberi harapan dan visi yang jelas dan masih terjebak dalam sensasi ketimbang substansi.
Sumber: antaranews.com