Akmal Pasluddin Ajak Warganet Kampanye Konten Positif

Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal
Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal

Jakarta (19/9) – Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan II menyapa dan bertukar pendapat dengan komunitas dunia maya atau yang kerap disapa warganet.

Dalam kesempatan itu, Akmal ingin mendengar pendapat  dalam rangka serap aspirasi konstituten dari anak muda di wilayah Tamalanrea, Sulawesi Selatan, Senin (18/9).

“Saya memulai mengagendakan bertemu para penggiat sosial media sebagai jembatan untuk berkomunikasi lebih efektif dengan masyarakat terutama konstituen di daerah pemilihan,” jelas Andi Akmal di sela-sela pertemuan.

Anggota Komisi IV ini menekankan pertemuan ini dilakukan juga sebagai bentuk tanggung jawab moral dan sekaligus ingin menunjukkan bahwa masyarakat Sulawesi Selatan mampu berkontribusi kepada negara dalam hal menjaga suasana kondusif yang dimulai di dunia maya yang kemudian diimplementasikan di dunia nyata.

“Saya berpesan kepada warganet di Sulses agar mempergunakan sosial media untuk hal yang positif. Ini sudah sering saya sampaikan di forum seminar berbangsa dan bernegara bahwa sangat penting menjaga tulisan kita di media sosial. Kejadian huru-hara bahkan bisa berawal dari medsos,” jelas sosok yang kerap melibatkan pertemuan dengan warganet di tiap bulannya ketika kunjungan dapil ini.

"Jangan menyebarkan kebencian di sosial media, sebarkanlah konten positif. Semoga pertemuan ini bukan yang pertama dan terakhir, semoga kopdar seperti ini berkelanjutan," ucap politisi PKS ini.

Warganet Sulsel juga merasa senang dengan kehadiran Andi Akmal, "Sangat senang, kita bisa ngobrol dan menyalurkan aspirasi secara langsung, bukan lewat sosial media," kata Rafi, salah seorang warganet

Warganet yang hadir dari berbagai daerah, di antaranya, Makassar, Gowa, Takalar, Maros, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Selayar dan Luwu Timur.

Diketahui,  ujaran kebencian di dunia maya belakangan ini semakin cepat beredar dan mudah menyebar. Meskipun demikian, Kapolri Jend Tito Karnavian mengungkapkan tidak mudah menulusuri siapa saja yang terlibat kelompok penebar SARA itu, karena areanya berada di dunia maya (cyber space).