Aher: Ponpes Mampu Hadirkan Moralitas Kuat Bagi Umat

Garut (18/10) - Pondok pesantren (Ponpes) tertulis dalam tinta sejarah emas bangsa ini. Kontribusi nyata para ulama dan santri ponpes mampu menghadirkan kedigdayaan negeri Indonesia, sehingga mampu keluar dari penjajahan di masa perjuangan.

Kontribusi tersebut masih berlangsung hingga saat ini. Ponpes dinilai mampu menghadirkan cara mendidik generasi kuat secara ilmu dunia dan akhirat. Cara mendidik seperti ini jarang dimiliki lembaga pendidikan lainnya di Indonesia. Hasilnya, Ponpes mampu menghadirkan generasi yang kuat secara rohani dan jasmani, juga kuat dari aspek karakter dan moral sebagai insan manusia.

Di hadapan para santri juga para pengurus Ponpes Muhammadiyah dari seluruh Indonesia, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menjelaskan mengenai konsep cara mendidik yang dihadirkan ponpes sejak lama. Menurut Aher, Ponpes satu-satunya lembaga pendidikan yang berhasil memadukan dua kutub keilmuan, yaitu ‘Ulum dan Funun.

‘Ulum adalah jenis-jenis keilmuan beraneka ragam yang bersumber dari wahyu, Al-Quran, dan Sunnah Rasulullah SAW. Output atau keluarannya adalah nilai-nilai kehidupan yang mengajak manusia hidup lurus menuju titik akhir, yaitu akhirat. Namun, kata Aher ilmu saja itu tidak cukup, karena kita hidup di dunia untuk berkemajuan. Perlu ada kutub lain, yaitu Funun.

Funun adalah jenis-jenis keilmuam yang bersumber dari ayat-ayat alam semesta ciptaan Allah, kemudian digunakan oleh manusia untuk memudahkan kehidupan. Terarah dan mudah adalah sebuah keinginan dalam kehidupan. Hidup kita terarah karena ‘Ulum yang bersumber dari Wahyu, juga hidup kita mudah karena Funun, aspek Ilmu Pengetahuan dan Iptek yang berkembang untuk kemajuan yang kita inginkan bersama.

“Itulah dua kutub keilmuan yang seimbang dan ternyata setelah kami berfikir, berfikir, dan berfikir, ternyata yang bisa memadukan dua kutub ilmu ini adalah pesantren-pesantren di Indonesia,” kata Aher saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) ke-2 Pondok Pesantren Muhammadiyah di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Jl. Ciledug No. 284, Kabupaten Garut, Selasa (17/10/17) sore.

“Oleh karena itu, pesantren sebagai tulisan sejarah harus berkembang dengan ajaran di negeri kita. Karena kekhasan Indonesia dengan penjagaan moral yang sangat kuat selama ini, itu karena salah satunya kehadiran pesantren-pesantren,” lanjutnya.

Ada sekitar 12.000 ponpes di seluruh Jawa Barat. Pesantren memiliki cara pendidikan khas yang tidak dimiliki tempat-tempat lain. Cara mendidik yang menghadirkan keseimbangan kehidupan antara dunia dan akhirat, serta keseimbangan materi dan rohani.

Untuk itu, Aher menyambut baik atas digelar Rakornas Pondok Pesantren Muhammadiyah di Kabupaten Garut. Bagi dirinya, adalah kehormatan dan kebanggaan Muhammadiyah menunjuk Jawa Barat sebagai tuan rumah. Rakornas tersebut sekaligus juga napak tilas perjalanan Muhammadiyah di Jawa Barat yang berawal dari Garut. Garut memiliki kedekatan historis dengan perjalanan Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat terbesar di Indonesia. Menurut Aher, Muhammadiyah telah memberikan kontribusi bagi sektor kehidupan yang sangat beragam di negeri ini.

“Teriring harapan Rakornas ini berjalan lancar tanpa hambatan berarti, serta dapat menghasilkan program-program strategis yang senantiasa mengedepankan kepentingan dan kemaslahatan umat dan mampu memberikan manfaat besar bagi warga Pondok Pesantren Muhammadiyah khususnya, dan umat Islam serta masyarakat pada umumnya, khususnya di Jawa Barat,” harap Aher.